Jakarta – 23 Maret 2024 Mahasiswa Program Studi Bisnis dan Manajemen Buddha STIAB Jinarakkhita menyelenggarakan kuliah lintas perguruan tinggi dan diikuti oleh 24 mahasiswa. Kelas kuliah lintas perguruan tinggi ini membahas tentang usaha kecil menengah (UKM) Nation yang diadakan di Kantor Koperasi Maju, Gedung Prasadha Jinarakkhita Jakarta. Kegiatan ini turut di dampingi oleh Wakil Ketua IV Bidang Perencanaan, Kerjasama dan Hubungan Masyarakat, Juni Suryanadi, M.Pd, Ketua Program Studi Bisnis dan Manajemen Buddha, Hendri Ardianto, S.Pd.B., M.Pd serta Taridi, S.Ag., M.Pd., M.Pd.B selaku dosen Prodi Bisnis dan Manajemen Buddha.
Kegiatan ini merupakan bagian dari integrasi mata kuliah ekonomi mikro yang bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang dunia usaha kecil dan menengah. Dalam sesi ini, terdapat 4 narasumber yang ahli dalam bidangnya yaitu Ir. Siti Azizah, MBA (Deputi Bidang Kewirausahaan Kemenkop & UKM), Veronica Kristiani Setiaji (Founder of PT. Pratama Putra Satria), Roy Kentjoro (Commissioner Gambaranbrand), dan Tatang Tan (CEO PT Cipta Sehat Utama) serta di moderatori oleh Arto Biantoro (Aktivis Brand Lokal, Founder Gambaranbrand).
Dalam pemaparannya Veronica Kristiani Setiaji menyampaikan bahwa UKM 10 tahun terakhir jauh berbeda dengan sekarang. Beliau menegaskan bahwa sekarang banyak terbantu dengan adanya sosial media untuk promosi. Selain itu UKM sekarang harus dapat bersaing dengan inovasi dan pendekatan yang moderen.
Pada sesi berikutnya, Tatang Tan UMKM yang di dijalankan harus melalui proses perencanaan dan berbasis data sehingga bisa menentukan kebaruan dari jenis UMKM. Lebih tegas beliau membuat formula dalam menjalankan UMKM yaitu Knowledge, Praktik, dan Networking.
Pada sesi bapak Roy Kentjoro memaparkan bahwa istilah entrepreneur sudah ada sejak tahun 1940 an. Adanya internet semakin mahir dalam wirausaha. Dalam ulasannya beliau mejelaskan tentang necessity entrepreneur dan inovative entrepreneur. necessity entrepreneur adalah individu yang memilih berwirausaha karena kondisi terpaksa atau terdesak. Sedangkan inovative entrepreneur adalah mereka yang dapat melihat permasalahan dan kemungkinan dari sudut pandang baru dan tidak takut mengambil risiko dan mencoba hal baru. Dalam pembahasannya beliau juga menyampaikan banyak bisnis starup yang gulung tikar, hal ini di pengaruhi oleh kurangnya Managerial skill.
Dalam pemaparan terakhir di sampaikan oleh Ir. Siti Azizah, MBA menerangkan bahwa wirausaha harus mendapatkan perhatian khusus oleh pemerintah. Selain itu di himbau pelaku UMKM harus punya pendamping untuk konsultasi dan punya networking lembaga inkubator.
Dengan berbagai materi yang sangat baik ini diharapkan mahasiswa program studi bisnis dan manajemen buddha memiliki pemahaman baru dan punya jiwa semangat dalam berwirausaha.
Redaksi 2024 © LPTIK STIAB Jinarakkhita Lampung
—————————————
Penerimaan Mahasiwa Baru Tahun 2024
https://pmb.stiab-jinarakkhita.ac.id/
—————————————
Informasi Tekait STIAB Jinarakkhita Lampung
https://stiab-jinarakkhita.ac.id/
https://prodipkb.stiab-jinarakkhita.ac.id/
https://prodiikb.stiab-jinarakkhita.ac.id/
https://prodibmb.stiab-jinarakkhita.ac.id/
—————————————
E-journal STIAB Jinarakkhita Lampung
https://ejournal.stiab-jinarakkhita.ac.id/